Seberapa Besar Minat Audit Staff Untuk Jadi Partner?
Judul di atas sebenarnya mau mendeskripsikan skripsi yang sedang saya tulis.
Gambaran secara kasar, cuma mau tau aja sih, kenapa sih auditor tuh rata-rata hanya dijadikan sebagai batu loncatan, kenapa sedikit kok "kayaknya" dikit yang mau sampe jadi partner.
Untuk itu, saya mau minta bantuan teman-teman auditor sekalian mengisi kuesioner (klik kuesioner disini) , untuk membantu penelitian saya, bener ga pemikiran saya itu.
Kuesioner tersebut dapat di download di link di atas, di isi, lalu dikirim kembali ke saya ke alamat email: kuesioner.sagitaf@gmail.com
Lemahnya via elektronik sih, susah ngasi rewardnya. Tapi, kalo mau request, bilang aja di email sekalian, kirim kemana, nama, alamat, mau apaan, gampangg, duit banyak kok di bank (tapi bank nya siapaaaaaa. ahahaha)
*****
Sedikit pengantar tentang penelitian saya:
Pemikiran itu timbul sekitar 1 tahun lalu, waktu masih merintis karir jadi auditor, terus diundang rapat untuk renumerasi, terus dijelasin tentang jenjang karir auditor sampe partner, dan yaa...sebagai newbie, pas melihat jenjang itu pikiran gue adalah "jauh yaaaa".
Ya, berawal dari situ, gue penasaran, iya sih, emang jauh dan susah menduduki peringkat tertinggi dalam karir sebagai auditor, tapi gue penasaran, kenapa sih, why? why auditor muda hanya mau profesi ini sebagai batu loncatan.
Berawal dari rasa penasaran, akhirnya dapatlah kesempatan untuk meneliti itu pas lagi skripsian nih, maka dibuatlah skripsi dengan judul lebih "ilmiahnya" yaitu Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Staff Untuk Melanjutkan Karir Sebagai Partner (Studi Empirisi KAP Big 4, Menengah, dan Kecil di Jakarta).
Skripsi ini dibimbing oleh Bapak Agung Nugroho Soedibyo, salah satu partner (non-signing) di KPMG, dosen di UGM iya, UI iya, dosen tamu dimana-mana iya, dosen sibuk deh, tapi ZUPER BAIK!
Skripsi ini melibatkan beberapa variabel, yang pasti variabel MINAT yaitu antara lain uang, jabatan, networking, dan reputasi. Kemudian ada variabel moderasinya yaitu formal requirement, bentuk partnership itu sendiri, dan perkembangan KAP.
1. UANG
Mana ada sih orang kerja ga mikirin uang.
Tapi ya kalo dipikir, kalo lu kerja sampe jenjang itu, uang ga jadi masalah (gaji dan tunjangan), tapi pasti permasalahan timbul ketika mau jadi partner, mau nyetor modal, apa yg kerja pake target klien?
2. JABATAN
Yak jabatan, gimana coba perasaan lu kalo jadi partner, pemegang jabatan tertinggi di suatu perusahaan, yaitu KAP, pasti bangga kan, BOS cuyy,, jadi bos, banyak duit. Walaupun di belakang itu, banyak juga tanggung jawab lu, which is balik ke diri lu sendiri.
3. NETWORKING
Dengan jadi partner, lu pasti bakal punya network lebih luas, bahkan bisa sampe ke luar negeri, yang juga dapat membantu lu kalo ingin mengembangkan KAP sendiri.
4. REPUTASI
Jadi partner kalo bisa bikin KAP lu nanti sukses, meningkat, pasti reputasi diri lu sendiri jadi partner juga meningkat kan.
Tapi ke empat itu kan berhubungan dengan minat diri lu sendiri, yang sebenarnya bisa di gali kalo lu bener-bener mau berkarir di bidang ini,
Selain itu, ada juga yang namanya formal requirement, persyaratan yang mesti kudu harus lu ambil kalo mau jadi partner, ada juga bentuk partnership yang harus diketahui biar lu bisa milih, mau jadi partner yg nyetor modal, apa kerja base on client, yang nantinya semuanya bermuara ke perkembangan KAP.
1. FORMAL REQUIREMENT
Tau ga sih, kalo jadi partner itu kan pasti harus CPA dulu. Buat jadi CPA, harus kuliah minimal S1+Ak, dan ambil sertifikasi (Indonesianya USAP), which is bisa abis biaya MINIMAL 50 juta (yang pasti bukan di UI).
Belum lagi harus ikut PPL, yang pake duit juga,
Belum lagi ikut sertifikasinya, yang bisa abis 15-20 juta sendiri selama 3x trial, belum mesti jeda kalo lu gagal, terus juga ada persyaratan jumlah jam terbang minimal buat jadi partner. wihhh gila dehh
2. BENTUK PARTNERSHIP
Tau kan, bentuk partnership dalam KAP tu macem2, ada equity partner, managing partner, concurring partner, signing partner, nah,,, lu mau jadi partner yang kaya gimana dulu nih.
Kalo dari segi hukum sendiri, istilahnya "aktif (komplementer, pengurus, jalanin perusahaan, cari klien sebanyak-banyaknya dan dapat % sendiri dari fee klien tersebut) dan pasif (komanditer, pelepas uang, kasih modal)"
3. PERKEMBANGAN KAP
Ya, nanti semuanya bermuara ke perkembangan KAP.
Sebenarnya sih perkembangan KAP kita itu meningkat, cuma tidak signifikan, dan rata-rata partner itu usianya dah 50 an ke atas, bahkan banyak yang udah 60an ke atas kaya partner di kantor gue, yang sudah saatnya yang muda bisa mengerjar yang tua.
Maka dari itu, kalau gue bisa tau alasan yang menyebabkan variabel-variabel tersebut dan dampaknya terhadap perkembangan KAP terutama sisi "partner" nya.
Ya siapa tau kan para regulator yang di IAPI, IAI, bisa memuthakirkan cara menuju jenjang tersebut biar ga terlalu lama tapi tetap berkualitas (sotoy).
Sekian penjelasan singkat tentang penelitian saya.
Semoga teman-teman auditor sekalian bisa membantu mengisi kuesioner ini.
Terimakasih semua ^^
Gambaran secara kasar, cuma mau tau aja sih, kenapa sih auditor tuh rata-rata hanya dijadikan sebagai batu loncatan, kenapa sedikit kok "kayaknya" dikit yang mau sampe jadi partner.
Untuk itu, saya mau minta bantuan teman-teman auditor sekalian mengisi kuesioner (klik kuesioner disini) , untuk membantu penelitian saya, bener ga pemikiran saya itu.
Kuesioner tersebut dapat di download di link di atas, di isi, lalu dikirim kembali ke saya ke alamat email: kuesioner.sagitaf@gmail.com
Lemahnya via elektronik sih, susah ngasi rewardnya. Tapi, kalo mau request, bilang aja di email sekalian, kirim kemana, nama, alamat, mau apaan, gampangg, duit banyak kok di bank (tapi bank nya siapaaaaaa. ahahaha)
*****
Sedikit pengantar tentang penelitian saya:
Pemikiran itu timbul sekitar 1 tahun lalu, waktu masih merintis karir jadi auditor, terus diundang rapat untuk renumerasi, terus dijelasin tentang jenjang karir auditor sampe partner, dan yaa...sebagai newbie, pas melihat jenjang itu pikiran gue adalah "jauh yaaaa".
Ya, berawal dari situ, gue penasaran, iya sih, emang jauh dan susah menduduki peringkat tertinggi dalam karir sebagai auditor, tapi gue penasaran, kenapa sih, why? why auditor muda hanya mau profesi ini sebagai batu loncatan.
Berawal dari rasa penasaran, akhirnya dapatlah kesempatan untuk meneliti itu pas lagi skripsian nih, maka dibuatlah skripsi dengan judul lebih "ilmiahnya" yaitu Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Staff Untuk Melanjutkan Karir Sebagai Partner (Studi Empirisi KAP Big 4, Menengah, dan Kecil di Jakarta).
Skripsi ini dibimbing oleh Bapak Agung Nugroho Soedibyo, salah satu partner (non-signing) di KPMG, dosen di UGM iya, UI iya, dosen tamu dimana-mana iya, dosen sibuk deh, tapi ZUPER BAIK!
Skripsi ini melibatkan beberapa variabel, yang pasti variabel MINAT yaitu antara lain uang, jabatan, networking, dan reputasi. Kemudian ada variabel moderasinya yaitu formal requirement, bentuk partnership itu sendiri, dan perkembangan KAP.
1. UANG
Mana ada sih orang kerja ga mikirin uang.
Tapi ya kalo dipikir, kalo lu kerja sampe jenjang itu, uang ga jadi masalah (gaji dan tunjangan), tapi pasti permasalahan timbul ketika mau jadi partner, mau nyetor modal, apa yg kerja pake target klien?
2. JABATAN
Yak jabatan, gimana coba perasaan lu kalo jadi partner, pemegang jabatan tertinggi di suatu perusahaan, yaitu KAP, pasti bangga kan, BOS cuyy,, jadi bos, banyak duit. Walaupun di belakang itu, banyak juga tanggung jawab lu, which is balik ke diri lu sendiri.
3. NETWORKING
Dengan jadi partner, lu pasti bakal punya network lebih luas, bahkan bisa sampe ke luar negeri, yang juga dapat membantu lu kalo ingin mengembangkan KAP sendiri.
4. REPUTASI
Jadi partner kalo bisa bikin KAP lu nanti sukses, meningkat, pasti reputasi diri lu sendiri jadi partner juga meningkat kan.
Tapi ke empat itu kan berhubungan dengan minat diri lu sendiri, yang sebenarnya bisa di gali kalo lu bener-bener mau berkarir di bidang ini,
Selain itu, ada juga yang namanya formal requirement, persyaratan yang mesti kudu harus lu ambil kalo mau jadi partner, ada juga bentuk partnership yang harus diketahui biar lu bisa milih, mau jadi partner yg nyetor modal, apa kerja base on client, yang nantinya semuanya bermuara ke perkembangan KAP.
1. FORMAL REQUIREMENT
Tau ga sih, kalo jadi partner itu kan pasti harus CPA dulu. Buat jadi CPA, harus kuliah minimal S1+Ak, dan ambil sertifikasi (Indonesianya USAP), which is bisa abis biaya MINIMAL 50 juta (yang pasti bukan di UI).
Belum lagi harus ikut PPL, yang pake duit juga,
Belum lagi ikut sertifikasinya, yang bisa abis 15-20 juta sendiri selama 3x trial, belum mesti jeda kalo lu gagal, terus juga ada persyaratan jumlah jam terbang minimal buat jadi partner. wihhh gila dehh
2. BENTUK PARTNERSHIP
Tau kan, bentuk partnership dalam KAP tu macem2, ada equity partner, managing partner, concurring partner, signing partner, nah,,, lu mau jadi partner yang kaya gimana dulu nih.
Kalo dari segi hukum sendiri, istilahnya "aktif (komplementer, pengurus, jalanin perusahaan, cari klien sebanyak-banyaknya dan dapat % sendiri dari fee klien tersebut) dan pasif (komanditer, pelepas uang, kasih modal)"
3. PERKEMBANGAN KAP
Ya, nanti semuanya bermuara ke perkembangan KAP.
Sebenarnya sih perkembangan KAP kita itu meningkat, cuma tidak signifikan, dan rata-rata partner itu usianya dah 50 an ke atas, bahkan banyak yang udah 60an ke atas kaya partner di kantor gue, yang sudah saatnya yang muda bisa mengerjar yang tua.
Maka dari itu, kalau gue bisa tau alasan yang menyebabkan variabel-variabel tersebut dan dampaknya terhadap perkembangan KAP terutama sisi "partner" nya.
Ya siapa tau kan para regulator yang di IAPI, IAI, bisa memuthakirkan cara menuju jenjang tersebut biar ga terlalu lama tapi tetap berkualitas (sotoy).
Sekian penjelasan singkat tentang penelitian saya.
Semoga teman-teman auditor sekalian bisa membantu mengisi kuesioner ini.
Terimakasih semua ^^
Comments
Post a Comment