The Long Story Behind The "Skripsi" - Part 2 - The Method
Skripsi,
Well, banyak sekali pengorbanan yang harus lu lakukan jika ingin mengambil skripsi.
Skripsi itu bisa dibedakan menjadi kuantitatif dan kualitatif, serta jenis data yang diperoleh, primer atau sekunder.
Karena gue suka ketuker-tuker, gue suka bedain skripsi dengan "datanya laporan keuangan" atau "kuesioner" atau "wawancara".
Itu doang.
Menurut gue pribadi, masing-masing punya kelebihan.
Gue coba bedain antara data laporan keuangan dengan kuesioner.
Data Laporan Keuangan
Penelitian yang menggunakan data laporan keuangan sudah buanyak sekali dan terkadang selintas seperti copas aja gitu. Karena paling cuma beda tahun data penelitiannya aja.
Makdarit (read: Maka Dari Itu) , gue ga begitu suka memakai data laporan keuangan.
Selain itu, karena kerjaan gue sehari-hari melototin laporan keuangan orang, gue males banget make data itu.
Cuma keuntungannya, data laporan keuangan itu sangat mudah diperoleh, apalagi kalau menggunakan data dari pasar modal.
Pengolahan statistiknya juga ga begitu ribet, karena banyak yang menggunakan, maka banyak teman diskusinya.
Mungkin kalo yang ingin nanya mengenai data laporan keuangan bisa nanya teman-teman saya atau temannya yang lain.
Lagipula, dosen ga bego kali.
Mereka tau mana yang ngarang, mana yang pure ngolah dan hasilnya bener.
Gue sendiri jujur sama dosen gue bahwa gue dibantu penelitiannya oleh orang yang lebih ahli mengolah data.
Menurut gue, mereka ga bisa juga menyalahkan seenaknya, karena apa yang diajarkan pada saat mata kuliah (kalo gue Matkul Metolak) itu sangat sangat sangat basic, yang bahkan menurut gue cuma bisa dipake untuk langkah awal analisis penelitian saja (statistik deskriptif).
Wajar matkul cuma ngajar basicnya aja, karena pas skripsi nanti, penelitian orang pasti macem-macem. Otaknya aja beragam, daya imajinasi dan keinginan meneliti sesuatu juga berbeda-beda.
Makdarit, gue prefer minta tolong orang yang lebih expert. Daripada sotoy, tar yang harusnya langkahnya dari istilahnya "push the power button, open file, trs proses file, malah jadi enter control+alt+del".
Karena FYI, untuk mendapatkan data valid yang realible itu, ga hanya dari manipulasi jawaban kuesioner misal dari jawaban setuju jadi ga setuju.
Tetapi ada fungsi-fungsi program statistik yang harus disetting sedemikian rupa agar ga melenceng dari kerangka model penelitian yang mau kita buat, sehingga hasilnya bisa setidaknya sesuai yang kita harapkan atau memang tidak bisa digunakan (ga setengah-setengah)
Sedangkan kita sebagai mahasiswa, kurang disitunya, kecuali kita emang anak statistik.
Sekarang tinggal gimana lu mencoba belajar memahami proses dari pengolahan data tersebut, tau baca output data dan mengartikannya, dan menarik hubungan antara hasil yang diperoleh dengan teori yang udah lu buat itu.
Karena pas lu sidang, yang ditanya bukan gimana cara run data aja, tapi lu juga dibantai teori dan hipotesis lu.
Pengalaman itu bener-bener gue alami.
Temen sebelum gue maju sidang tidak lulus dan harus mengulang penelitiannya lagi karena dia diminta run data, sedangkan dia tidak bisa menunjukkannya (karena dia bilang di laptop yang itu ga ada programnya) dan ketika ditanya lebih lanjut, dia agak kurang paham dengan penelitiannya sendiri.
Dan pas gue, gue juga ditanya "pengolahan datanya gimana?" . Gue jujur gue mengolah data dibantu orang. Jadi dia ga tanya lebih lanjut prosesnya, dia cuma tanya hasilnya, kenapa hasilnya begitu, kaitannya apa, kesimpulannya.
Dan ketika lu bisa menerangkan itu dengan baik, NO PROBLEMO.
Jadi saran gue, jujur aja dengan semua permasalahan yang lu hadapi.
Speaking about kuesioner, satu lagi yang harus lu pertimbangkan: BIAYA!!!!!!!
Mau tau rincian biaya skripsi gue? Ni gue kasih unjuk:
Biaya-biaya tersebut yang real terjadi dan yang traceable,yang sebenarnya mungkin lebih dari itu.
Yang bikin besar biaya gue adalah karena gue bikin kuesioner buanyak banget, makanya biaya reward responden dan fotokopi kuesioner lumayan banyak.
Selain itu, gue pake jasa orang lain untuk olah data dan kurir untuk antar kuesioner.
Begitulah.
Makdarit...selama nyusun skripsi gue bangkrut krut krut.
Setengah dari biaya skripsi gue dibantu bos gue, yang dengan senang hati meminjamkan uangnya untuk membantu membiayai skripsi gue.
Setengah lagi gue,,dibantu nyokap, pacar.
Pacar gue bantuin bayarin duit makan ama ongkos gue kalo gue bener-bener ga punya duit lagi.
Sedangkan nyokap gue berfungsi sebagai kasir tempat gue "advanced" alias "mak bayarin dulu dong, tar gita ganti pas gajian berikutnya".
Makdarit....
Monggo dipikirkeun kembali,
Walaupun mungkin lu nyebar kuesioner ga sebanyak gue, at least u sud prepare half of em.
Well, banyak sekali pengorbanan yang harus lu lakukan jika ingin mengambil skripsi.
Skripsi itu bisa dibedakan menjadi kuantitatif dan kualitatif, serta jenis data yang diperoleh, primer atau sekunder.
Karena gue suka ketuker-tuker, gue suka bedain skripsi dengan "datanya laporan keuangan" atau "kuesioner" atau "wawancara".
Itu doang.
Menurut gue pribadi, masing-masing punya kelebihan.
Gue coba bedain antara data laporan keuangan dengan kuesioner.
Data Laporan Keuangan
Penelitian yang menggunakan data laporan keuangan sudah buanyak sekali dan terkadang selintas seperti copas aja gitu. Karena paling cuma beda tahun data penelitiannya aja.
Makdarit (read: Maka Dari Itu) , gue ga begitu suka memakai data laporan keuangan.
Selain itu, karena kerjaan gue sehari-hari melototin laporan keuangan orang, gue males banget make data itu.
Cuma keuntungannya, data laporan keuangan itu sangat mudah diperoleh, apalagi kalau menggunakan data dari pasar modal.
Pengolahan statistiknya juga ga begitu ribet, karena banyak yang menggunakan, maka banyak teman diskusinya.
Mungkin kalo yang ingin nanya mengenai data laporan keuangan bisa nanya teman-teman saya atau temannya yang lain.
KUESIONER
Penting banget dihighlight sebagai pertimbangan buat teman-teman yang mau buat skripsi dengan data berdasarkan kuesioner.
Kuesioner itu berfungsi apabila penelitian kalian bertemakan hubungan sosial, persepsi, pendapat, minat, motivasi.
Karena skripsi gue tentang minat, gue menggunakan perangkat ini.
Menurut gue pribadi, alangkah lebih bagus dan baiknya jika penelitian menggunakan kuesioner juga didukung wawancara, sehingga penelitiannya lebih CIAMIK!
Kuesioner, menurut gue, kelihatannya saja mudah. Tapi ternyata tidak.
Banyak yang bilang kuesioner itu mudah dimanipulasi datanya, tapi, kata siapa?
Itu balik lagi ke diri kalian, mau meneliti "yang penting lulus" atau "yang bermanfaat".
Lagipula, dosen ga bego kali.
Mereka tau mana yang ngarang, mana yang pure ngolah dan hasilnya bener.
Gue sendiri jujur sama dosen gue bahwa gue dibantu penelitiannya oleh orang yang lebih ahli mengolah data.
Menurut gue, mereka ga bisa juga menyalahkan seenaknya, karena apa yang diajarkan pada saat mata kuliah (kalo gue Matkul Metolak) itu sangat sangat sangat basic, yang bahkan menurut gue cuma bisa dipake untuk langkah awal analisis penelitian saja (statistik deskriptif).
Wajar matkul cuma ngajar basicnya aja, karena pas skripsi nanti, penelitian orang pasti macem-macem. Otaknya aja beragam, daya imajinasi dan keinginan meneliti sesuatu juga berbeda-beda.
Makdarit, gue prefer minta tolong orang yang lebih expert. Daripada sotoy, tar yang harusnya langkahnya dari istilahnya "push the power button, open file, trs proses file, malah jadi enter control+alt+del".
Karena FYI, untuk mendapatkan data valid yang realible itu, ga hanya dari manipulasi jawaban kuesioner misal dari jawaban setuju jadi ga setuju.
Tetapi ada fungsi-fungsi program statistik yang harus disetting sedemikian rupa agar ga melenceng dari kerangka model penelitian yang mau kita buat, sehingga hasilnya bisa setidaknya sesuai yang kita harapkan atau memang tidak bisa digunakan (ga setengah-setengah)
Sedangkan kita sebagai mahasiswa, kurang disitunya, kecuali kita emang anak statistik.
Sekarang tinggal gimana lu mencoba belajar memahami proses dari pengolahan data tersebut, tau baca output data dan mengartikannya, dan menarik hubungan antara hasil yang diperoleh dengan teori yang udah lu buat itu.
Karena pas lu sidang, yang ditanya bukan gimana cara run data aja, tapi lu juga dibantai teori dan hipotesis lu.
Pengalaman itu bener-bener gue alami.
Temen sebelum gue maju sidang tidak lulus dan harus mengulang penelitiannya lagi karena dia diminta run data, sedangkan dia tidak bisa menunjukkannya (karena dia bilang di laptop yang itu ga ada programnya) dan ketika ditanya lebih lanjut, dia agak kurang paham dengan penelitiannya sendiri.
Dan pas gue, gue juga ditanya "pengolahan datanya gimana?" . Gue jujur gue mengolah data dibantu orang. Jadi dia ga tanya lebih lanjut prosesnya, dia cuma tanya hasilnya, kenapa hasilnya begitu, kaitannya apa, kesimpulannya.
Dan ketika lu bisa menerangkan itu dengan baik, NO PROBLEMO.
Jadi saran gue, jujur aja dengan semua permasalahan yang lu hadapi.
Speaking about kuesioner, satu lagi yang harus lu pertimbangkan: BIAYA!!!!!!!
Mau tau rincian biaya skripsi gue? Ni gue kasih unjuk:
Biaya-biaya tersebut yang real terjadi dan yang traceable,yang sebenarnya mungkin lebih dari itu.
Yang bikin besar biaya gue adalah karena gue bikin kuesioner buanyak banget, makanya biaya reward responden dan fotokopi kuesioner lumayan banyak.
Selain itu, gue pake jasa orang lain untuk olah data dan kurir untuk antar kuesioner.
Begitulah.
Makdarit...selama nyusun skripsi gue bangkrut krut krut.
Setengah dari biaya skripsi gue dibantu bos gue, yang dengan senang hati meminjamkan uangnya untuk membantu membiayai skripsi gue.
Setengah lagi gue,,dibantu nyokap, pacar.
Pacar gue bantuin bayarin duit makan ama ongkos gue kalo gue bener-bener ga punya duit lagi.
Sedangkan nyokap gue berfungsi sebagai kasir tempat gue "advanced" alias "mak bayarin dulu dong, tar gita ganti pas gajian berikutnya".
Makdarit....
Monggo dipikirkeun kembali,
Walaupun mungkin lu nyebar kuesioner ga sebanyak gue, at least u sud prepare half of em.
~ be brave ~
Comments
Post a Comment